Jumat, 26 Agustus 2011

Puisi


Deras

kadang senyumu berembun dikala senja
kadang sinarmu tak nampak, samar

bukan matahari

kadang kau redup sayup
matamu berkantung lagi
ya, saat ini aku sedang menagis!

Created by Kumbang Madu (Ella Desti)

Masih Sama

Tak berubah,sama
Tetap begitu, masih
Terlalu cinta, iya
Terlalu sayang, pasti
Seperti yang lalu,
Benar, aku masih sama
Seperti yang lalu
Rasaku masih seperti yang lalu,
Yang tlah berlalu . . .
Masalaluku

Kumbang Madu (Ella desti)

Takan Kembali

Yang lalu, itu yang dulu
Yang sekarang, itu yang sekarang
Namun bukan juga yang akan datang
Ya! Bukan berarti begitu kan?
Aku mau yang terbaik saja.

Kumbang Madu (Ella Desti)

Kamis, 18 Agustus 2011

Dewasa Karena Masalah


Dewasa Karena MASALAH!!!
Sedikit curhat tapi ini realita, terkadang masalah datang kepada kita . . entah kita yang mengundangnya atau datang tak dijemput, masalah yang datangpun tidak selalu sama dan cara untuk menghadapinya pun juga berbeda. Berbicara mengenai masalah tentunya semua orang juga tak menginginkan masalah itu datang. Tetapi harus, dari mulai kita anak-anak kita sudah dihadapkan pada masalah bahkan dari semenjak kita lahir, entah masalah bagaimana kita menyusu pada ibu sampai bagaimana kita bisa berjalan seperti orang dewasa. Selama kita masih hidup pasti masalah akan selalu menghampiri kita entah masalah besar atau kecil. Yang jelas sampai detik ini pun kita mampu melewatinya. Namun di usiaku yang kini sudah beranjak dewasa masalah yag paling aku takuti adalah masalah hati, kalau sudah berbicara masalah hati . . .yaa,,, siapa yang tahu isi hati manusia??? Hati memang perasa sulit menggunakan akal logika, namun kita sebagai manusia sudah di anugerahkan Tuhan otak untuk berpikir . . . sebenarnya hati kita bisa di olah asalkan kita juga dapat berpikir dengan jernih. Seorang remaja yang dilanda jatuh cinta terkadang sulit untuk mengendalikan emosinya entah emosi terhadap orang yang dicintai atau kepada orang disekitarnya. Saat seseorang merasakan jatuh cinta tentunya hatinya sedang bermekaran, tak peduli dengan keadaan sekitar. Dengan wajah yang berseri-seri, senyumnya yang manis dan tingkahnya yang ceria . . .ya itu ketika aku sedang jatuh cinta. Saat itu aku pun berpikir, ini adalah awal dari permasalahan yang akan ku hadapi ketika aku memilih untuk jatuh cinta. Apapun masalahnya ini sudah menjadi resiko bagiku. Petualanganku dimulai, senang, sedih, galau, cemas, takut, dan masih banyak yang kurasakan. Namun pada saat aku dihadapkan pada masalah yang menurutku itu adalah masalah besar, pikiranku pun menjadi tak karuan  . . .aura negatif itu datang dan membuatku semakin kacau dan jauh dari pikiran jernih. Besarnya gelombang tak menyurutkan aku untuk untuk berhenti diwaktu yang terus berputar . . .ya walau aku sempat berpikir untuk berakhir saja . . .namun semua itu hilang begitu saja dari pikiranku setelah masalah datang dan kita selalu berusaha untuk melewatinya. Rasa kepuasanpun kurasa setelah berjuang demi cinta, dan aku berpikir bahwa Tuhan itu selalu menemaniku, mengawasiku dan menjagaku sampai aku mampu berpikir dewasa bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, semua hanya menunggu waktu saja. Masalah sebesar apapun harus dihadapi dengan pikiran yang jernih, selalu berpikir positif bahwa dibalik masalah itu selalu ada hikmahnya yang membuat kita semakin memahami hidup dan membuat kita semakin dewasa. Berawal dari masalah kita menjadi dewasa, jadi jangan pernah berpikiran sempit disaat kita merasa bahwa masalah itu sudah tak ada jalan keluarnya. Mengingat sang pencipta mungkin membuat kita merasa lebih tenang, yakinlah bahwa Tuhan akan selalu menjaga kita. YA, ITULAH MASALAH!!!

Created by Ella Destisari/ UNJ

Kamis, 14 Juli 2011

Selamat Ulang Tahun

Happy Birthday

Harum mawar putih terasa sejuk dalam ruangan yang tak begitu luas namun penuh dengan pernak pernik yang memperindah seisi kamar Key, Keyko Nurhayati seorang anak Indo Jepang dan kota kecil di Jawa Tengah, Wates. “Mon! cetakan fotoku lumayan bagus bukan??’ Key menyodorkan foto kepada Ramon sahabat yang baru dikenalnya, namun tak sedikit pandangpun melirik apalagi menyentuh.” Mon !!!!” Suara Key semakin menyentak. “Ya . . . bagus-bagus “. Hanya melihat sambil lalu. “Uuuuuh . . .dasar!” Gerutu key sambil mngerutkan keningnya. “Ah udah yuk ngampus lagi” eluh Ramon yang memang sedikit manja pada Key.
Dan tak sengaja kampus mereka dekat dengan rumah Key. “ Ayo, sudah jam berapa sekarang? Jangan sampai kita telat karena dalam hidupku selama ini aku selalu diajarkan disiplin oleh ayahku”. Seorang berkebangsaan Jepang. “ Yah aku tahu, yang pernah kudengar memang orang Jepang selalu disiplin.” “Heeeee . . .”. Tersenyum pelit sambil melangkah keluar, senyum yang menandakan dia bangga akan Negara ayahnya itu.” Ibuuuuu . . . .dimana kau? Anakmu ini akan segera berangkat ke kampus.” Sambil mencari-cari ibunya. “ Owh anakku mau berangkat ya?”.” Iya bu”.Menyalami tangan ibunya, begitupun dengan Ramon. “Hati-hati nak, belajar yang serius ya”. Kalimat yang selalu muncul ketika Key akan berangkat ke kampus.
Setibanya dikampus mereka telah menemukan teman-temanya masih berada didepan kelas, ada yang bersenda gurau dan membaca sehingga suasana begitu berisik. Tepat pukul 10.00 mereka masuk kelas dan belajar tentang photograpy, mata kuliah serta hobinya memotret pemandangan dan benda-benda apa saja. Baginya semua objek sangat menarik ketika kita sendiri mampu mengolahnya. Dosen meninggalkan kelas itu artinya perkuliahan telah rampung.” Ayo kita pulang”, kata Key kepada Ramon sambil memasukan bukunya kedalam tas. “Ah ngantuk sekali aku . . . hoam”.” Hey ayo kita keluar, diluar sana banyak objek-objek yang menanti kita”. “Maksudmu”? maksudku kita harus keluar dan memotret lagi, siapa tahu suatu saat nanti kita bisa jadi fotografer kelas dunia”. “Menghayal”!!!!!! Sentak Ramon dengan kerasnya tepat didepan wajah Key. “Heee . . .! ih menghayal kan bukan suatu hal yang berdosa”. Kata Key pada dirinya sendiri. “
Tak berapa lama merekapun keluar, dengan tajam matanya menjurus pada seorang anak kecil yang kelihatanya sedang menyatakan cinta pada seorang gadis kecil kira-kira usianya 6 tahun. “Huzzzzt .. .diam “. Kata key mengacungkan jari telunjuknya didepan bibirnya. “Ya ya good job”.Klik klik klik berkali-kali Key menjepretnya karena tak mau ketinggalan momen yang tak sering dilihatnya.” Yeeeeeeee . . . ini benar nyata adanya tanpa rekayasa”. Key berjingkrak-jingkrak dan berteriak memeluk Ramon.” Ya aku akan menyimpanya baik-baik kelak suatu saat nanti aku butuhkan”. Ramon masih terdiam setelah tubuhnya dipeluk sang sahabat yang wajahnya begitu cantik berkulit putih dan matanya sipit khas orang Jepang. Key berjalan sendiri seolah terlupakan Ramon karena bahagianya bisa memotret hal yang jarang ia temukan. Tanpa sadar key sudah sampai rumah dan membaringkan tubuhnya terlentang dikasur yang empuk sambil memeluk foto itu.
Suatu hari lagi ia diberi tugas kampus selama seminggu untuk memotret dengan tema pemandangan, otomatis harus melakukan survey langsung ketempat yang dituju. Key masih bingung kemana ia akan melakukan observasi. “ Emmmm . . .searching di internet aja dulu ah. Wilayah Jogja dan sekitarnya sudah aku jajaki.” Aku ingin pergi kesuatu tempat yang banyak Pantai, pastinya belum terjamah oleh ranah-ranah manusia kebanyakan.” Bunyi telfon selulernya berdering. . . . kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing . . . Ramon??? .. . hah ada apa dia menelfonku??? Halooo kenapa Mon?” Key kamu dah dapet objek belum?? “Objek . . “? Sembari berfikir . “ nah aku dapet”!!! Kemana?” Ke bangka !!! disana Kan banyak pantai . . . yah aku mau berkunjung kesana saja”. Itung-itung bisa sekalian refreshing.” . . .Tak berapa lama setelah mendapat ide dan diperbolehkan oleh kedua orang tuanya, akhirnya berkemaslah Key, cukup satu koper besar ia bisa membawa barang-barang yang diperlukanya. Tiket kapal sudah dibelinya sejak ia kedapatan ijin.

Keberangkatanya meninggalkan kesedihan bagi kedua orang tunya, namun apa boleh buat anaknya sudah dewasa dan itu juga tugas kampus. Tak hanya itu, sahabatnya Ramon hanya bisa menyaksikan lewat semak-semak pohon yang banyak daun lembaran hijau kecil dan tipis-tipis, orang jawa bilang itu daun tetean. Hati kecilnya ingin berteriak jika dia cintainya, namun tak mungkin . . Key adalah sahabatnya. Saking senengnya Key berlibur di Bangka hingga tak ingatlah dia pada sahabatnya itu. Tak ada yang mengantarnya sampai pelabuhan, Key adalah wanita yang mandiri, tak pernah ia bermanja-manja seperti remaja lain meski ia berlimpahan harta.
Sampainya menginjakan kaki dikapal yang baginya besar itu dan sebelumya ia tak pernah naik kapal. Seperti tak mau melewati moment yang indah selama perjalanan, Key memotret segala yang ada disekitarnya. Tak sengaja ia memotret seorang awak kapal berbadan tegap, besar dan tinggi. “Haaaaaah???” Seperti orang yang terpana dan baru saja merasakan jatuh cinta, setelah sadar lelaki gagah itu menghampiri Key, Key membalikan tubuhya dan berlari menghindari lelaki gagah itu. Ya pertemuannya di kapal menuju Bangka memberikan warna yang sekali ini dirasanya.
Hari sudah petang, perutnya keroncongan padahal persediaan makanan yang ia bawa dari rumah hampir habis. Dibelikanya segelintir gorengan yang ia belinya dikapal besar yang membawanya. Sekedar menahan lapar untuk beberapa waktu. Kata seorang awak kapal lain diberitahukanya ada sebuah restoran yang kusus disediakan kapal sebagai bentuk penjamuan penghormatan. Datanglah Key ketempat yang bisa membuat perutnya kenyang. “Wah . . . banyak sekali orang-orang disini?” Dengan langkah pasti Key menuju sebuah meja yang tak berpenghuni, ditengah-tengah pengunjung lain. Dalam kesendirianya Key bingung mengapa tak ada seorang pelayanpun yang menghampiri dan sekedar menawarkan minum. “Mana pelayanya,” tengoknya kanan kiri belakang. Tak berapa detik kemudian tiba-tiba segala makanan menghampiri. “Maaf, saya belum memesan makanan, mungkin salah meja.” Sedikit kecewa dan tak mengerti tak digubris pula omonganya. Dari belakang sang awak kapal yang gagah itu menyapanya. “Haiii . . .bolehkah say menemani putri malam ini? ? ?” Sedikit gerogi Key menjawabnya terbata-bata.” Ya bo . .leh silahkan.” Tak usah putri takut kepadaku, aku bukan orang yang tak baik yang akan melukai kulit indahmu.” Apa ini?” Tanya Key. “Ini makanan, pasti kau kelaparan kan???” Tak disadari ternyata lelaki gagah itu telah memata- matainya. “Ya pasti tadi kau hanya makan segelintir roti saja kan?” Key hanya tersenyum malu.
Tak pernah ia merasakan hal ini selama hidupnya, jantungnya berdegup kembang kempis, tanganya sedikit kaku dan merasa tak leluasa. “Hai nona kenapa kau diam saja,sadarkah engkau bahwa ada seorang lelaki dihadapanmu?” Ya maafkan aku, aku hanya bingung mengapa anda berada disini, dan apa tujuan anda?” Baiklah , sebut saja namaku Kitaro, aku nahkoda asal Jepang yang sedang melakukan praktek, sesungguhnya aku masih bersekolah di Indonesia, ini adalah tugas akhirku sebelum aku diwisuda. Barapa umurmu nona?” Hendak apa kau tanyakan umur padaku? Aku hanya takut jika salah memanggil dan tak menghormatimu.” Tepat bulan 24 Desember nanti genap usiaku 20 tahun. Bagaimana dengan dirimu ?” Ternyata aku harus hormat terhadapmu nona, umurku genap 19 tahun dibulan Juni ini.” Wah berarti kau akan merayakan ulang tahunmu nanti ?” Ya, betul kau nona. Maukah kau menemaniku lagi nanti tepat tanggal 12 Juni.? Aku masih berlayar dikapal ini, aku harap kau datang padaku.” Ya aku tak bisa janji padamu. Aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu.” Baiklah ayo kita habiskan semua makanan yang ada dimeja bundar ini.” Sejak pertemuan kedua kalinya ini Key menjadi malu dan romanya anggun layaknya orang Jawa.” Nona, bolehkah aku menyimpan nomor handfonmu ?” Baiklah akan kuberi kau, (12062010 ).” Trima kasih, akan ku hubungi nanti setelah kau beranjak dari kapal ini. “
“Pertemuan kali ini membuatku merasa yakin terhadapnya, aku mersa nyaman ketika bersanding denganya.” Katanya dalam hati.Malam yang sunyi itu Key berharap lelaki itu menghubunginya,namun sampai terlelap pun lelaki gagah itu tak juga kunjung melnelfonya. Pagi yang cerah, Key melihat ke dinding kaca. “Waaah . . .itu pulau Bangka yang aku tunggu-tunggu.” Mungkin 10 menit lagi ia sampai di pulau pantai itu. Ada peringatan bahwa kapal akan mendarat dan semua penumpang berkeluaran. Namun Key masih saja menengok kesekitar barharap bertemu dengan lelaki gagah yang membuatnya jatuh hati. Tak terlihat pula perangainya. “Ya Tuhan tolong pertemukan aku denganya. “
“Aku ingin memberikan foto padanya, barangkali foto ini akan menjadi kenyataan”. Foto yang dimaksud adalah foto dua orang anak kecil, laki-laki dan perempuan yang seorang lelakinya sedang menyatakan cinta, yang diambilnya ketika pulang dari kampus bersama sahabatnya Ramon. “Ayo nona,ditariknya tangan oleh seorang lelaki tua yang sama-sama akan mendarat di Bangka Belitung. Sembari ia turun dari kapal, terus saja ia melihat kebelakang barangkali ada lelaki gagah itu. Sampainya dibawah ia terus saja melihat ke kapal dan mencari-cari lelaki gagah. Kapalpun akan berangkat meninggalkan Pulau Bangka Belitung, Setelah Key membalikan tubuhnya dari kapal, barteriaklah sang lelaki gagah yang dinantinya itu. Nonaaaaaaaaaaaaaaaa . . . teriak sang nahkoda. Key berbalik badan dan tersenyum lebar kepada sang lelaki gagah itu. “Sampai jumpa nanti di hari jadikuuuu. . .!” ya jangan lupa kau hubungi aku,”teriak Key . . .Mereka berdua saling melambaikan tangan, tanda salam perpisahan.
Key masih terpikir akan lelaki gagah dikapal namun ia harus menyelesaikan tugasnya di Bangka. Selama di Pulau Bangka kegiatanya selalu memotret. Disana ia tinggal dengan seorang nenek tua beserta cucu perempuanya, ”rumah yang mereka huni tak seperti rumahku di Jogja yang besar dan kokoh. Rumah nenek hanya berukuran 3*4 temboknyapun hanya terbuat dari kayu yang kadang ketika hujan dalamnya penuh air, dan kadang rumanya juga terkena air pantai, karena rumahnya tak jauh dari pantai.” Setelah lima hari di Bangka akhirnya Key harus kembali dan tugasnya sudah terselesaikan pula. Ia senang harus kembali ke kapal, key menepati janjinya ia akan mendatangi leleki gagah di hari ulang tahunya.
Senaiknya ia dikapal Key selalu memotret keindahan alam Pulau Bangka dari kejauhan.” Ya kali aja aku bisa bertemu denganya lagi. . . .heeeeeeee.” Nanti malam adalah tepat tanggal 12 Juni Key menghias hasil memotretnya yang waktu ketika itu akan diberikan pada lelaki gagah, Kitaro.” Sudah hampir pukul sebelas malam dia belum juga menelfonku?” Key berharap-harap cemas. aku harus bertemu denganya malam ini. Key berjalan-jalan mengelilingi kapal, berharap menemukanya. Sepuluh menit lagi, tanpa disadari Kitaro mengawasinya dari kejauhan supaya tepat pukul 12.00 dia bisa bersama wanita cantik yang biasa ia panggil nona, dan Kitaro sendiri sengaja tak menanyakan namanya.
Tiga menit lagi, Key melihat jam tanganya,Key berdiri di ujung kapal dan tak lupa dengan fotonya. Tak dilihatnya tiba-tiba dari belakang ada yang mendekap tubuhya. Key diam dan berpikir itu adalah pangeran hatinya, Kitaro. Dengan suara lembut ditelinga kanan key berderu . . . “Hay nona cantik . . . “kau!????” Tampak senang sekali Key merangkulnya erat-erat tak mau dilepasnya. “Nona siapa namamu? Aku belum tahu siapa nama nona cantik yang aku tunggu-tunggu selama ini.” Aku Keyko panggil saja Key.” Tidak aku akan memanggilmu putri seperti pertama kali aku memanggilmu dengan sebutan putri.” Huuussst,” jari telunjuk Key mandarat dibibir Kitaro . . dan berkata, “ “Selamat ulang tahun pangeran . . . ini aku persembahkan foto dua ank manusia yang selayakya akn berdampingan dan saling mencintai.” Sebagai tanda terima kasih Kitaro kepada Key, dengan pelan dan mesra Kitaro mengecup bibir Keyko yang mungil dan tipis. Mereka berdua tetap berada dikapal sampai matahari menyapa, menikmati udara laut yang berhembus mesra. The end. ( Ella Destisari. UNJ )
Cerpen pertamaku, ku persembahkan untuk someone yang ga bisa buat aku bilang putus. Meski aku berkata putus, itu bukanlah kata hatiku. Sayang . . . aku ga bisa kasih kado yang mahal buat kamu, aku cuma punya cerpen pertamaku yang kubuat hanya sekali duduk. Inspirasi yang ku dapat untuk membuat cerpen adalah rasa cintaku yang begitu padamu, hingga tak ada bayangan lain selain dirimu . . . I love you sayang . . . pengharapanku selanjutnya adalah sampai nanti aku bisa buatkan cerpen terakhirku hanya untukmu “ Ya Hendra Saputra Adi with love Ella Desti Sari “

Selasa, 12 Juli 2011

Analisis Naskah Drama “ Monumen “ Karya Indra Tranggono Melalui Pendekatan Sosiologi Sastra

Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Pada masa moderen ini banyak sekali kehidupan sosial yang menyimpang jauh dari nilai- nilai moral. Bahkan banyak masyarakat yang lupa akan apa yang mereka rasakan saat ini, tentunya setelah Indonesia merdeka sejak tahun 1945. Saya memilih naskah drama yag bertemakan kepahlawanan karena sangat sesuai dengan kajian yang saya analisis yaitu analisis naskah drama melalui pendekatan sosiologi sastra. Banyak sekali interaksi sosial yang disajikan dalam naskah drama “ Monumen “, sehingga memudahkan saya dalam proses analisis.
Landasan Teori
Penganalisisan naskah drama tentunya sangat berkaitan erat dengan interaksi sosial yang terdapat naskah drama. Dalam analisis naskah drama “ Monumen “ saya akan menganalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.



Bab II
Pembahasan
Sinopsis
Monumen
Karya Indra Tranggono
Sebuah Monumen Pahlawan berdiri di tengah kota Banjar Sari. Monumen itu didirikan untuk mengenang jasa pahlawan lokal yang pada masa penjajahan Belanda, gugur dalam pertempuran di kota itu. Monumen itu dalam keadaan terlantar, tak terawat. Sehingga justru menjadi seorang gelandangan. Di situ ’bermukim’ Yu Seblak (pelacur senior), Kalur (pencopet), Ajeng (pelacur junior), Karep (gelandangan intelek),dll.
Persoalan muncul ketika Kepala Kota Praja Lama, RM Picis merencanakan memugar monumen itu, seiring dengan bakal dikabulkannya usulan soal peningkatan status para pahlawan dalam monumen itu, dari pahlawan lokal menjadi pahlawan nasional. Pemugaran itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah: kelak monumen itu akan dijadikan objek wisata unggulan. Yu Seblak dkk, gelisah, karena terancam terusir dari kompleks monumen itu.
Namun sebaliknya, para pahlawan yang dipatungkan itu, justru berdebat sengit soal hakekat kepahlawanan. Untuk merealisasikan pemugaran dan usulan perubahan status menjadi pahlawan nasional, RM Picis –bersama asistennya, meninjau dan memilih pahlawan mana yang layak mendapat anugerah menjadi pahlawan nasional. Hanya dua pahlawan yang dipilih, yakni Wibagso dan Ratri. Masalah ini menimbulkan kecemburuan sosial bagi (arwah) pahlawan dalam monumen itu. Mereka –Sidik, Durmo dan Cempluk- tidak bisa menerima keputusan yang dipandang sangat tidak adil itu. Terjadilah apa yang disebut ”disintegrasi pahlawan” dalam monumen itu. Sidik hendak memisahkan diri –berdiri sebagai monumen-, namun ditolak oleh Wibagso dkk.
Belum terwujud pemugaran monumen itu, terjadi perubahan politik dan perubahan
kepemimpinan nasional. RM Picis lengser dan digantikan Drs.Gingsir. sebagai Kepala Kota Praja Baru, Drs.Gingsir, meninjau kembali dan bahkan membatalkan rencana pemugaran monumen itu. Keputusan ini, menimbulkan kegembiraan bagi Yu Seblak dkk. Namun di balik itu, ternyata Drs.Gingsir punya keputusan lain. Yakni, menggusur monumen itu. Dan di lahan bekas monumen itu didirikan mall.
TOKOH:
1. PATUNG 1/ WIBAGSO (ketika mati berusia 30 tahun, seorang laki-laki, dulunya dikenal sebagai laki-laki pengecut, namun pintar berdalih). Bertubuh tegap, atletis, berwajah tampan, teguh dalam pendirian, dan bangga dengan kepahlawanannya.
2. PATUNG 2/ DURMO (ketika mati berusia 30 tahun, seorang laki-laki, dulunya dikenal sebagai laki-laki pemberani). Bertubuh tambun, berwajah nyaris bopeng, tipe pahlawan yang selalu gelisah, kritis dan bahkan selalu ragu pada gelar kepahlawanannya.
3. PATUNG 3/ CEMPLUK (ketika mati berusia 30 tahun, nama kerennya: Nimas Ayu Bujono, seorang perempuan, dulunya bekerja di dapur umum). Bertubuh sedang, berwajah lumayan, humoris, dan kadang-kadang kritis.
4. PATUNG 4/ SIDIK (ketika mati berusia 33 tahun, seorang lelaki, dulunya dikenal sebagai pejuang nekat). Bertubuh gempal-kekar, temperamental, jujur, semangatnya selalu meluap-luap tapi kadang-kadang juga naif.
5. PATUNG 5/ RATRI (ketika mati berusia 25 tahun, cerdas, seorang perempuan cantik, dulunya dikenal sebagai mata-mata). Bertubuh sintal, berperangai genit khas penggoda, narsistis, berkepribadian rapuh.
Di samping tokoh-tokoh di atas, juga muncul tokoh-tokoh lain :
1. KALUR/ PENCOPET (25 tahun, polos, naif, punya cita-cita besar)
2. YU SEBLAK/ PELACUR SENIOR (35 tahun, bersikap realistis)
3. AJENG/ PELACUR JUNIOR (20 tahun, lumayan kritis tapi lemah)
4. KAREP/ GELANDANGAN INTELEK (30 tahun, cerdas, anti kemapanan, idealis)
5. RM PICIS/ KEPALA KOTA PRAJA LAMA (55 tahun, feodal, sok kuasa)
6. DRS GINGSIR/ KEPALA KOTA PRAJA BARU (50 tahun, progressif dan pragmatis)
7. DEN BEI TAIPAN (45 tahun, pedagang, ambisius, militan dalam berburu laba)
8. ASISTEN (40 tahun,pembantu Drs.Gingsir, loyal, oportunis)
9. PUGUH (wakil kepala kota praja baru, 35 tahun, kritis, idealis)
10. PETUGAS 1, PETUGAS 2 (patuh pada perintah, over acting)
11. ORANG 1, ORANG 2 (gelandangan pemabuk, kasar)

J Analisis
Analisis Naskah Drama “ Monumen “ Dengan Menggunakan Pendekatan Sosiologi Sastra.
Sosiologi adalah telaah yang objektif dan alamiah tentang manusia dalam masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat. Sosiologi tidak menitikberatkan pada apa yang terjadi dalam diri manusia, melainkan apa yang terjadi antara manusia. Fokus bahasan sosiologi adalah interaksi pada mansusia yaitu pada pengaruh timbal balik antara dua orang atau lebih, dalam perasaan, sikap dan tindakan.
 Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimungkinkan, bagainmana ia berlangsung, dan bagaimana ia tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah ekonomi, agama, politik dan lain-lain yang kesemuanya itu merupakan struktur sosial, kita mendapatkan gambaran tentang cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkunganya, tentang mekanisme sosialisasi , proses pembudayaan yang menempatkan anggota masyarakat ditempatnya masing-masing.  
Sastra menapilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, antara masyarakat dengan orang seorang, antarmanusia dan antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang.
Prinsip sosiologi sastra ingin mengaitkan penciptaan karya sastra, keberadaan karya sastra, serta peranan karya sastra dengan realitas sosial.
® Penciptaan Karya Sastra
Naskah drama yang berjudul “ Monumen “ karya Indra Tranggono merupakan suatu ciptaan yang bertemakan kepahlawanan, dimana tokoh- tokoh utamnya adalah patung- patung para pahlawan yang telah turut berjuang dalam memerdekakan Indonesia. Namun melalui patung- patung tersebut pengarang ingin menyampaikan suatu pesan bahwa para pahlawan perjuangan kita kecewa melihat para penerus bangsa yang tidak mencintai negaranya, yang menjual tanah airnya demi kepentingan pribadi semata.
® Keberadaan Karya Sastra
Sebuah karya sastra yang bertemakan kepahlawanan merupakan suatu ciptaan yang tepat tentunya pada era globalisasi yang telah merambah keseluruh pelosok negeri. Para penerus bagsa yang semakin pudar dengan jiwa nasionalismenya sangatlah banyak, bahkan para anggota- angota dewan wakil rakyat yang bertugas melaksanakan amanat rakyat untuk mensejahteraka rakyatnya, namun apa yang terjadi? Yang ada masyarakat hanya dibohongi oleh janji- janji palsu yang pernah mereka janjikan. Dengan suap mereka mendirikan lembaga- lembaga bisnis yang sangat menggiurkan, seperti yang terdapat pada naskah drampa ini. Para ketua kota praja yang sangat serakah, bahkan rela merobohkan monumen para pahlawan demi bisnis yang menguntungkan yaitu pembangunan Mall atau pusat perbelanjaan. Perilaku tersebut sangatlah tidak nasionalisme dan tidak patut dilakukan untuk penghormatan kita terhadap para pahlawan. Karena para pahlawan kita sekarang dapat hidup sejahtera karena tidak dijajah lagi oleh negara penjajah. Namun yang terjadi saat ini adalah bangsa kita sendiri yang sedang menjajah kita.
® Peranan Karya Sastra
Suatu s            indiran dari seorang pahlawan kita tentunya pencipta karya sastra “ Monumen” ini. Dengan digambarkanya perilaku- perilaku para penerus bangsa yang sudah sangat menyimpang dari tujuan negara sebenarnya, seharusnya ini merupakan sutu sindiran yang seharusnya kita malu dengan para pahlawan kita. Realitas sosial yang digambarkan dalam naskah “ Monumen” sangatlah sesuai dengan kehidupan kita saat ini. Pengarang sangat sadar benar akan krisisnya nilai- nilai bangsa yang seharusnya tertanam dalam jiwa bangsa Indonesia. Peranan karya Indra Tranggono sangat berperan untuk menyadarkan kita tentang keegoisan individu yang hanya berjuang demi kepenyinganya saja, yang rela menjual tanah air kepada bangsa lain untuk keuntungan yang sangat besar. Dengan terciptanya karya sastra ini diharapkan para penerus bangsa dapat bercermin pada para pahlawan pendahulu agar mereka ingat perjuangan mereka yang mengorbankan hidupnya demi kemerdekaan. Dalam naskah ini pengarang juga menyadarkan untuk tidak selalu mementingkan kekuasaan dan jabatan. Karena itu bukanlah warisan dari jiwa nasinalisme para pejuang.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Sosiologi sastra menrupakan pendekatan yang mengaitkan penciptaan karya sastra, keberadaan karya sastra, serta peranan karya sastra dengan realitas sosial. Naskah drama yang berjudul “ Monumen “ karya Indra Tranggono ini telah saya analisis menggunakan pendekata sosiologi sastra dengan mengaitkan dengan penciptaan karya sastra, keberadaan karya sastra, dan realitas sosial. Penciptaan karya sastra ini sangat tepat diciptakan pada masa moderen ini dan keberadaanya sangatlah sesuai untuk berperan dalam menyadarkan bangsa kita. Bahwa realita sosial yang sedang terjadi saat ini adalah penjajahan yang dilakukan oleh bangsa sendiri di negeri sendiri.

Tenaga Pendidik Sekolah PLS Kurang Profesional


Tenaga pendidik PLS Kurang Profesional

I. Pengertian Pendidik

Pendidik berasal dari kata dasar didik yaitu pelihara dan latih. Sedangkan mendidik adalah memelihara dan memberi latihan ( ajaran, tuntunan, pimpinan ) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Jadi pendidik adalah orang yang memelihara dan memberi latihan ( ajaran, tuntunan, pimpinan )mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.( KBBI, edisi keempat )
Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan. Pengertian ini memberi kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan.
Sedangkan menurut Sardiman A.M. guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.
  
2 Kriteria Pendidik / Guru

1. Syarat pendidik
Menjadi pendidik menurut Prof. Dr. Zakariah Darajdat dan kawan-kawan (1992: 41) harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini :
a. Takwa kepada Allah SWT
b. Berilmu
c. Sehat jasmani
d. Berkelakuan baik

2. Tugas dan tanggung jawab pendidik
a. Tugas pendidik :
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita pancasila.
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-   Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.
4. Sebagai perantara dalam belajar.
5. Pendidik adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
6. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7. Sebagai penegak disiplin, pendidik menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila pendidik dapat menjalani lebih dahulu.
8. Pendidik sebagai administrator dan manajer
9. Pendidik sebagai perencana kurikulum
10. Pekerjaan pendidik sebagai suatu profesi Pendidik sebagai pemimpin
Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak – anak 

b. Tanggung jawab pendidik

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, serta bertanggung jawab untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa yang akan datang.
*Dalam Undang- Undang Guru dan Dosen terdapat kompetensi profesi guru yaitu :
1.  1.   Kompetensi pedagogik
2. 2.    Kompetensi Kepribadian
3.  3. Kompetensi Profesionalitas
4.  4.   Kompetensi Sosial
Seperti yang saya katakan bahwa guru yang profesinal menurut Marja adalah
1.   * Mempunyai fungsi dan signifikasi sosial ( pengakuan Masyarakat ).
2.  *  Mempunyai keterampilan atau keahlian yang dipertanggungjawabkan.
3.   * Didukung oleh disiplin ilmu.
4.  *  Mempunyai kode etik yang dipedomani dan sanksi.
5.    *Ada konsekuensi layanan yang diberikan.

3 Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikkan Luar Sekolah termasuk dalam pendidikan nonformal yaitu segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi diluar pendidikan formal. ( KBBI, edisi keempat ). Jadi Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan yang dilaksanakan diluar pendidikan formal untuk warga belajar agar mereka memperoleh suatu keterampilan dalam hidupnya.
Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, maka program PLS lebih berorientasi pada kebutuhan pasar, tanpa mengesampingkan aspek akademis. Oleh sebab itu Program PLS mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalitas, produktivitas, dan daya saing dalam merebut peluang pasar dan peluang usaha, maka yang perlu disusun Rencana strategis adalah :
   1. Meningkatkan mutu tenaga kependidikan PLS;
   2. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana dapat memperluas pelayanan PLS, dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil;
   3. Meningkatkan pelaksanaan program kendali mutu melalui penetapan standard kompetensi, standard kurikulum untuk kursus;
  4. Meningkatkan kemitraan dengan pihak berkepentingan (stakholder) seperti Dudi,    asosiasi profesi, lembaga diklat; serta
 5. Melaksanakan penelitian kesesuain program PLS dengan kebutuhan masyarakat dan pasar. Demikian pula kaitan dengan peningkatan kualitas manajemen pendidikan.
  
4 Pendidik PLS Banyak Yang Tidak Profesional

Dengan kita mengetahui apa itu pengertian dari pendidik dan syarat- syaratnya serta pengertian dari pendidikan luar sekolah, saya mampu mengatakan bahwa para pendidik PLS sekarang-sekarang ini sangatlah jauh dari persyaratan yang ada. Lembaga PLS ini tidak mempunyai tanggung jawab yang diharuskan. Dari segi akademik mungkin para pendidik PLS termasuk dan mampu menjadi pengajar, naun yang saya amati banyak perekrutan pendidik untuk PLS yang hanya disebutkan kriteri- kriterianya sebagai berikut :
1.    Berkompeten dibidangnya.
2.    IPK > 3,00
3.    Minimal Semester 3
Itu merupakan standar yang sangat dasar untuk menjadi pendidik di Pendidikan Luar sekolah. Jadi dengan kriteria yang disebutkan diatas kita bisa menjadi pendidik di PLS. Namun saya sebagai mahasiswa menyadari, IPK bukanlah pedoman bahwa kita sudah menguasai pelajaran tersebut. Itu artinya belum tentu dari mereka yang memiliki IPK 3,00 menguasai mata pelajaran yang akan kita ajarkan. Minimal Semester 3, sebagai mahasiswa yang masih menduduki tingkat 2 semester 1 ilmu yang dimilki masih jauh dari memadai. Paling tidak mereka masih mempelajari teori- teori dasar tentang mata peljaran yang ditempuhnya, sedangkan sebagai pendidik yag profesional kita dituntut untuk memyampaikan pengetahuan yang semestinya. Namun yang terjadi sekarang lembaga pendidikan bukanlah mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tetapi banyak lembaga- lembaga pendidikan yang hanya mencari keuntungan saja. Seharusnya ada peraturan perundang- undangan yang mengonrtrol lembaga pendidikan luar sekolah

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai pendidikan luar sekolah di atas saaya menyimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah juga harus memliki tanggung jawab atas pembukaan lembaga pendidikan tersebut. Karena banyak lembaga- lembaga yang mempekerjakan para pendidiknya sangat jauh untuk dikatakan pendidik yang profesionalitas.

Saran
Untuk menunjang keberhasilan mutu pendidikan seharusnya pemerintah memberikan undang- undang untuk mengatur lembaga pendidikan sekolah supaya terkontrol. Dan supaya ilmu yang tersampaikan dapat dipercaya.