Kamis, 14 Juli 2011

Selamat Ulang Tahun

Happy Birthday

Harum mawar putih terasa sejuk dalam ruangan yang tak begitu luas namun penuh dengan pernak pernik yang memperindah seisi kamar Key, Keyko Nurhayati seorang anak Indo Jepang dan kota kecil di Jawa Tengah, Wates. “Mon! cetakan fotoku lumayan bagus bukan??’ Key menyodorkan foto kepada Ramon sahabat yang baru dikenalnya, namun tak sedikit pandangpun melirik apalagi menyentuh.” Mon !!!!” Suara Key semakin menyentak. “Ya . . . bagus-bagus “. Hanya melihat sambil lalu. “Uuuuuh . . .dasar!” Gerutu key sambil mngerutkan keningnya. “Ah udah yuk ngampus lagi” eluh Ramon yang memang sedikit manja pada Key.
Dan tak sengaja kampus mereka dekat dengan rumah Key. “ Ayo, sudah jam berapa sekarang? Jangan sampai kita telat karena dalam hidupku selama ini aku selalu diajarkan disiplin oleh ayahku”. Seorang berkebangsaan Jepang. “ Yah aku tahu, yang pernah kudengar memang orang Jepang selalu disiplin.” “Heeeee . . .”. Tersenyum pelit sambil melangkah keluar, senyum yang menandakan dia bangga akan Negara ayahnya itu.” Ibuuuuu . . . .dimana kau? Anakmu ini akan segera berangkat ke kampus.” Sambil mencari-cari ibunya. “ Owh anakku mau berangkat ya?”.” Iya bu”.Menyalami tangan ibunya, begitupun dengan Ramon. “Hati-hati nak, belajar yang serius ya”. Kalimat yang selalu muncul ketika Key akan berangkat ke kampus.
Setibanya dikampus mereka telah menemukan teman-temanya masih berada didepan kelas, ada yang bersenda gurau dan membaca sehingga suasana begitu berisik. Tepat pukul 10.00 mereka masuk kelas dan belajar tentang photograpy, mata kuliah serta hobinya memotret pemandangan dan benda-benda apa saja. Baginya semua objek sangat menarik ketika kita sendiri mampu mengolahnya. Dosen meninggalkan kelas itu artinya perkuliahan telah rampung.” Ayo kita pulang”, kata Key kepada Ramon sambil memasukan bukunya kedalam tas. “Ah ngantuk sekali aku . . . hoam”.” Hey ayo kita keluar, diluar sana banyak objek-objek yang menanti kita”. “Maksudmu”? maksudku kita harus keluar dan memotret lagi, siapa tahu suatu saat nanti kita bisa jadi fotografer kelas dunia”. “Menghayal”!!!!!! Sentak Ramon dengan kerasnya tepat didepan wajah Key. “Heee . . .! ih menghayal kan bukan suatu hal yang berdosa”. Kata Key pada dirinya sendiri. “
Tak berapa lama merekapun keluar, dengan tajam matanya menjurus pada seorang anak kecil yang kelihatanya sedang menyatakan cinta pada seorang gadis kecil kira-kira usianya 6 tahun. “Huzzzzt .. .diam “. Kata key mengacungkan jari telunjuknya didepan bibirnya. “Ya ya good job”.Klik klik klik berkali-kali Key menjepretnya karena tak mau ketinggalan momen yang tak sering dilihatnya.” Yeeeeeeee . . . ini benar nyata adanya tanpa rekayasa”. Key berjingkrak-jingkrak dan berteriak memeluk Ramon.” Ya aku akan menyimpanya baik-baik kelak suatu saat nanti aku butuhkan”. Ramon masih terdiam setelah tubuhnya dipeluk sang sahabat yang wajahnya begitu cantik berkulit putih dan matanya sipit khas orang Jepang. Key berjalan sendiri seolah terlupakan Ramon karena bahagianya bisa memotret hal yang jarang ia temukan. Tanpa sadar key sudah sampai rumah dan membaringkan tubuhnya terlentang dikasur yang empuk sambil memeluk foto itu.
Suatu hari lagi ia diberi tugas kampus selama seminggu untuk memotret dengan tema pemandangan, otomatis harus melakukan survey langsung ketempat yang dituju. Key masih bingung kemana ia akan melakukan observasi. “ Emmmm . . .searching di internet aja dulu ah. Wilayah Jogja dan sekitarnya sudah aku jajaki.” Aku ingin pergi kesuatu tempat yang banyak Pantai, pastinya belum terjamah oleh ranah-ranah manusia kebanyakan.” Bunyi telfon selulernya berdering. . . . kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing . . . Ramon??? .. . hah ada apa dia menelfonku??? Halooo kenapa Mon?” Key kamu dah dapet objek belum?? “Objek . . “? Sembari berfikir . “ nah aku dapet”!!! Kemana?” Ke bangka !!! disana Kan banyak pantai . . . yah aku mau berkunjung kesana saja”. Itung-itung bisa sekalian refreshing.” . . .Tak berapa lama setelah mendapat ide dan diperbolehkan oleh kedua orang tuanya, akhirnya berkemaslah Key, cukup satu koper besar ia bisa membawa barang-barang yang diperlukanya. Tiket kapal sudah dibelinya sejak ia kedapatan ijin.

Keberangkatanya meninggalkan kesedihan bagi kedua orang tunya, namun apa boleh buat anaknya sudah dewasa dan itu juga tugas kampus. Tak hanya itu, sahabatnya Ramon hanya bisa menyaksikan lewat semak-semak pohon yang banyak daun lembaran hijau kecil dan tipis-tipis, orang jawa bilang itu daun tetean. Hati kecilnya ingin berteriak jika dia cintainya, namun tak mungkin . . Key adalah sahabatnya. Saking senengnya Key berlibur di Bangka hingga tak ingatlah dia pada sahabatnya itu. Tak ada yang mengantarnya sampai pelabuhan, Key adalah wanita yang mandiri, tak pernah ia bermanja-manja seperti remaja lain meski ia berlimpahan harta.
Sampainya menginjakan kaki dikapal yang baginya besar itu dan sebelumya ia tak pernah naik kapal. Seperti tak mau melewati moment yang indah selama perjalanan, Key memotret segala yang ada disekitarnya. Tak sengaja ia memotret seorang awak kapal berbadan tegap, besar dan tinggi. “Haaaaaah???” Seperti orang yang terpana dan baru saja merasakan jatuh cinta, setelah sadar lelaki gagah itu menghampiri Key, Key membalikan tubuhya dan berlari menghindari lelaki gagah itu. Ya pertemuannya di kapal menuju Bangka memberikan warna yang sekali ini dirasanya.
Hari sudah petang, perutnya keroncongan padahal persediaan makanan yang ia bawa dari rumah hampir habis. Dibelikanya segelintir gorengan yang ia belinya dikapal besar yang membawanya. Sekedar menahan lapar untuk beberapa waktu. Kata seorang awak kapal lain diberitahukanya ada sebuah restoran yang kusus disediakan kapal sebagai bentuk penjamuan penghormatan. Datanglah Key ketempat yang bisa membuat perutnya kenyang. “Wah . . . banyak sekali orang-orang disini?” Dengan langkah pasti Key menuju sebuah meja yang tak berpenghuni, ditengah-tengah pengunjung lain. Dalam kesendirianya Key bingung mengapa tak ada seorang pelayanpun yang menghampiri dan sekedar menawarkan minum. “Mana pelayanya,” tengoknya kanan kiri belakang. Tak berapa detik kemudian tiba-tiba segala makanan menghampiri. “Maaf, saya belum memesan makanan, mungkin salah meja.” Sedikit kecewa dan tak mengerti tak digubris pula omonganya. Dari belakang sang awak kapal yang gagah itu menyapanya. “Haiii . . .bolehkah say menemani putri malam ini? ? ?” Sedikit gerogi Key menjawabnya terbata-bata.” Ya bo . .leh silahkan.” Tak usah putri takut kepadaku, aku bukan orang yang tak baik yang akan melukai kulit indahmu.” Apa ini?” Tanya Key. “Ini makanan, pasti kau kelaparan kan???” Tak disadari ternyata lelaki gagah itu telah memata- matainya. “Ya pasti tadi kau hanya makan segelintir roti saja kan?” Key hanya tersenyum malu.
Tak pernah ia merasakan hal ini selama hidupnya, jantungnya berdegup kembang kempis, tanganya sedikit kaku dan merasa tak leluasa. “Hai nona kenapa kau diam saja,sadarkah engkau bahwa ada seorang lelaki dihadapanmu?” Ya maafkan aku, aku hanya bingung mengapa anda berada disini, dan apa tujuan anda?” Baiklah , sebut saja namaku Kitaro, aku nahkoda asal Jepang yang sedang melakukan praktek, sesungguhnya aku masih bersekolah di Indonesia, ini adalah tugas akhirku sebelum aku diwisuda. Barapa umurmu nona?” Hendak apa kau tanyakan umur padaku? Aku hanya takut jika salah memanggil dan tak menghormatimu.” Tepat bulan 24 Desember nanti genap usiaku 20 tahun. Bagaimana dengan dirimu ?” Ternyata aku harus hormat terhadapmu nona, umurku genap 19 tahun dibulan Juni ini.” Wah berarti kau akan merayakan ulang tahunmu nanti ?” Ya, betul kau nona. Maukah kau menemaniku lagi nanti tepat tanggal 12 Juni.? Aku masih berlayar dikapal ini, aku harap kau datang padaku.” Ya aku tak bisa janji padamu. Aku harus menyelesaikan tugasku terlebih dahulu.” Baiklah ayo kita habiskan semua makanan yang ada dimeja bundar ini.” Sejak pertemuan kedua kalinya ini Key menjadi malu dan romanya anggun layaknya orang Jawa.” Nona, bolehkah aku menyimpan nomor handfonmu ?” Baiklah akan kuberi kau, (12062010 ).” Trima kasih, akan ku hubungi nanti setelah kau beranjak dari kapal ini. “
“Pertemuan kali ini membuatku merasa yakin terhadapnya, aku mersa nyaman ketika bersanding denganya.” Katanya dalam hati.Malam yang sunyi itu Key berharap lelaki itu menghubunginya,namun sampai terlelap pun lelaki gagah itu tak juga kunjung melnelfonya. Pagi yang cerah, Key melihat ke dinding kaca. “Waaah . . .itu pulau Bangka yang aku tunggu-tunggu.” Mungkin 10 menit lagi ia sampai di pulau pantai itu. Ada peringatan bahwa kapal akan mendarat dan semua penumpang berkeluaran. Namun Key masih saja menengok kesekitar barharap bertemu dengan lelaki gagah yang membuatnya jatuh hati. Tak terlihat pula perangainya. “Ya Tuhan tolong pertemukan aku denganya. “
“Aku ingin memberikan foto padanya, barangkali foto ini akan menjadi kenyataan”. Foto yang dimaksud adalah foto dua orang anak kecil, laki-laki dan perempuan yang seorang lelakinya sedang menyatakan cinta, yang diambilnya ketika pulang dari kampus bersama sahabatnya Ramon. “Ayo nona,ditariknya tangan oleh seorang lelaki tua yang sama-sama akan mendarat di Bangka Belitung. Sembari ia turun dari kapal, terus saja ia melihat kebelakang barangkali ada lelaki gagah itu. Sampainya dibawah ia terus saja melihat ke kapal dan mencari-cari lelaki gagah. Kapalpun akan berangkat meninggalkan Pulau Bangka Belitung, Setelah Key membalikan tubuhnya dari kapal, barteriaklah sang lelaki gagah yang dinantinya itu. Nonaaaaaaaaaaaaaaaa . . . teriak sang nahkoda. Key berbalik badan dan tersenyum lebar kepada sang lelaki gagah itu. “Sampai jumpa nanti di hari jadikuuuu. . .!” ya jangan lupa kau hubungi aku,”teriak Key . . .Mereka berdua saling melambaikan tangan, tanda salam perpisahan.
Key masih terpikir akan lelaki gagah dikapal namun ia harus menyelesaikan tugasnya di Bangka. Selama di Pulau Bangka kegiatanya selalu memotret. Disana ia tinggal dengan seorang nenek tua beserta cucu perempuanya, ”rumah yang mereka huni tak seperti rumahku di Jogja yang besar dan kokoh. Rumah nenek hanya berukuran 3*4 temboknyapun hanya terbuat dari kayu yang kadang ketika hujan dalamnya penuh air, dan kadang rumanya juga terkena air pantai, karena rumahnya tak jauh dari pantai.” Setelah lima hari di Bangka akhirnya Key harus kembali dan tugasnya sudah terselesaikan pula. Ia senang harus kembali ke kapal, key menepati janjinya ia akan mendatangi leleki gagah di hari ulang tahunya.
Senaiknya ia dikapal Key selalu memotret keindahan alam Pulau Bangka dari kejauhan.” Ya kali aja aku bisa bertemu denganya lagi. . . .heeeeeeee.” Nanti malam adalah tepat tanggal 12 Juni Key menghias hasil memotretnya yang waktu ketika itu akan diberikan pada lelaki gagah, Kitaro.” Sudah hampir pukul sebelas malam dia belum juga menelfonku?” Key berharap-harap cemas. aku harus bertemu denganya malam ini. Key berjalan-jalan mengelilingi kapal, berharap menemukanya. Sepuluh menit lagi, tanpa disadari Kitaro mengawasinya dari kejauhan supaya tepat pukul 12.00 dia bisa bersama wanita cantik yang biasa ia panggil nona, dan Kitaro sendiri sengaja tak menanyakan namanya.
Tiga menit lagi, Key melihat jam tanganya,Key berdiri di ujung kapal dan tak lupa dengan fotonya. Tak dilihatnya tiba-tiba dari belakang ada yang mendekap tubuhya. Key diam dan berpikir itu adalah pangeran hatinya, Kitaro. Dengan suara lembut ditelinga kanan key berderu . . . “Hay nona cantik . . . “kau!????” Tampak senang sekali Key merangkulnya erat-erat tak mau dilepasnya. “Nona siapa namamu? Aku belum tahu siapa nama nona cantik yang aku tunggu-tunggu selama ini.” Aku Keyko panggil saja Key.” Tidak aku akan memanggilmu putri seperti pertama kali aku memanggilmu dengan sebutan putri.” Huuussst,” jari telunjuk Key mandarat dibibir Kitaro . . dan berkata, “ “Selamat ulang tahun pangeran . . . ini aku persembahkan foto dua ank manusia yang selayakya akn berdampingan dan saling mencintai.” Sebagai tanda terima kasih Kitaro kepada Key, dengan pelan dan mesra Kitaro mengecup bibir Keyko yang mungil dan tipis. Mereka berdua tetap berada dikapal sampai matahari menyapa, menikmati udara laut yang berhembus mesra. The end. ( Ella Destisari. UNJ )
Cerpen pertamaku, ku persembahkan untuk someone yang ga bisa buat aku bilang putus. Meski aku berkata putus, itu bukanlah kata hatiku. Sayang . . . aku ga bisa kasih kado yang mahal buat kamu, aku cuma punya cerpen pertamaku yang kubuat hanya sekali duduk. Inspirasi yang ku dapat untuk membuat cerpen adalah rasa cintaku yang begitu padamu, hingga tak ada bayangan lain selain dirimu . . . I love you sayang . . . pengharapanku selanjutnya adalah sampai nanti aku bisa buatkan cerpen terakhirku hanya untukmu “ Ya Hendra Saputra Adi with love Ella Desti Sari “

1 komentar:

  1. Titan Metal-Arts - Steam Steam - Titanium
    The game is an early concept titanium 3d printer game titanium flashlight for titanium price per ounce the price of titanium Sega Mega Drive console, and this was released in 1991 for the Xbox One nipple piercing jewelry titanium and Sega Saturn.

    BalasHapus